Selasa, 04 Desember 2012

Di Kereta Api

                                     (foto: http://cobrasweatmatoa.blogspot.com/2010/10/misteri-gerbong-senja-bromo.html)


Kereta bergerak pelan, roda besi berputar berat mencari momentum lalu berlahan semakin cepat, memindah rangkaian berat gerbong-gerbong di atasnya. suara lengkingan peluit terhenti mendadak,  kereta akan memenuhi janjinya berangkat tepat pukul  18.00 sore ini dari Solo Balapan yang lagi gerimis menyejukkan.

"Bapak mau kursi di posisi mana, dekat jendela? atau samping jalan?" tawar suara perempuan  merdu di ujung telpon. Aku tahu betul bahwa para customer servis tersebut dilatih mahir dalam berbahasa, tapi aku selalu kalah dan slalu mengiyakan apa yang ditawarkan, aku terhasut merdu suaranya. Tapi ini tidak parah, temanku malah kecanduan mendengarkan suara merdu customer servis, tiap minggu dia slalu berburu call free customer servis dari berbagai perusahaan. Entahlah.... dia sangat menikmatinya aku kadang bingung sendiri, pernah suatu hari aku bilang bahwa ini penyimpangan prilaku, karena hanya dia satu-satunya orang didunia ini dengan hobi tersebut. dia  membela diri bukannya kelainan tetapi prilaku unik, dan dia terus saja melakoni hobinya sampai sekarang.

Akhirnya sepakat diakhir telepon, saya mendapatkan kursi no 2d di gerbong 4. Sore ini kota Solo baru saja digujur hujan, menyisakan genangan air di cekungan jalan, cipratan membuat menggerutu pejalan kaki ketika ban motor melindas, pengendara motor balas mengeluh menggerutu jalan selalu rusak.

Tapi bagi anak kecil air di cekungan jalan itu adalah awal dari perburuan, dengan melompat gembira kedua telapak kaki mereka darat daratkan serentak di genangan makin banyak air yang muncrat makin senang hati mereka, hapir kering air digenagan, selanjutnya anak-anak akan mencari genangan baru lagi.

Bagi aku sendiri genangan ini adalah obyek photo yang menarik, tripod aku pasang sempurna. segala sudut aku coba ambil, berharap sinar emas matahari mampu menghadirkan refleksi menarik di genangan. Bagi photografer pemula seperti aku ini obyek apapun seakan menarik untuk diabadikan tidak terkecuali genangan air dijalan di sore sejuk ini,  namun untuk kali ini aku gagal total, genangan yang kupilih ternyata lebih dulu dinikmati anak-anak, sambil tertawa mereka menyerukan kemenangannya mendaratkan sempurna kaki mereka di genangan, mereka teriak riang laksana Napoleon Bonaparte menaklukkan jajahan baru. habislah aku dengan cipratan.

Merah kelopak bougenvile semakin menyala, hujan mencuci debu permukaan, nampaklah hamparan bunga kertas itu di sepanjang jalan seperti permadani-permadani yang siap di hamparkan. Aku tak pernah tahu setiap memandang bunga ini ingatan ku selalu di buat sahdu. Sore ini juga demikian, mataku seperti dipaksa untuk memandang sekeliling dimuat di memori otakku agar menjadi kenangan. Kehadiran ku yang hanya sesekali di kota ini juga mungkin yang membuat memori otakku berusaha lebih banyak merekam pemandangan kota ini. Sisa hujan dan sedikit gerimis selalu menawarkan nuansa lain..kopi  jahe hangat barangkali patut dinikmati sore ini untuk menyempurnakan merekam kenangan di kota ini.


Becak pengantar ke station kereta pelan berjalan sesekali terdengar pelan nafas mengayuh becak, berperawakan kecil, otot-otot tua serasi dengan besi rangka becak 'karatan'. Cuaca gerimis menyejukkan menambah semangat sang bapak untuk menyelesaikan kerja, upah 10 rb akan segera di dapat. 

Suasana station kereta Solo Balapan tidak terlalu rame, hiruk pikuk hampir tak ada. Perbedaan ongkos yang tidak seberapa membuat orang lebih memilih pesawat terbang, kereta hanya di muati kelas ekonomi dan bisnis (lebih tepat kelas ekonomi plus) tetapi dibandingkan dengan angkutan Bus untuk tujuan Jakarta, kereta menawarkan kelebihan pada waktu tempuh yang relatif lebih cepat, dan dengan harga tiket yang berimbang untuk kelas bisnis.

Rupanya posisi kursi yang ditawarkan customer service kepadaku berada pada tempat yang tidak mengenakkan. posisinya saling berhadapan, berbeda dengan kursi lain yang berderet. Posisi berhadapan ini membuat sempit dan kesulitan memposisikan kaki untuk bersantai.

Terasa sulit untuk berharap menikmati perjalanan ini, gelap gulita di luar, hanya nampak lampu-lampu rumah penduduk. (.....bersambung)

Sabtu, 01 Desember 2012

Karya Tulis Dan Maknanya Bagi Guru


Seakan seluruh isi kepala penuh dengan ide dan gagasan untuk kemudian dituangkan kedalam tulisan , hati begitu menggebu, tapi sesaat kemudian setelah menulis satu alinea, ide tersebut kemudian kabur, bias, lenyap terbentur ke dinding-dinding ide itu sendiri.

Begitu susahnya merampungkan  satu tulisan, bahkan menulis dari kegiatan sehari-hari dalam kegiatan pengajaran di kelaspun seakan seperti sama beratnya dengan mencari ide untuk membangun pesawat. Menulis Penelitian Tindakan Kelas (PTK)  sejatinya hanyalah rekaman kegiatan pembelajaran di kelas kemudian di evalusi dan direfleksi kedalam beberapa siklus untuk menemukan pengalaman pembelajaran yang efektif , tetapi begitu beratnya hal ini bisa dilakukan. Tidak salah akhirnya pangkat golongan guru parkir di jenjang golongan tertentu, karena persyaratan karya tulis ilmiah sulit dipenuhi, padahal menulis adalah turunan dari rasionalitas guru dalam menyikapi faktual pembelajaran di kelas, yang kemudian menjadi bahan rujukan dan evaluasi  dalam menemukan metode pengajaran yang tepat untuk anak didiknya sehingga kreatifitas pembelajaran di kelas makin terbentuk.

Rupanya kesulitan menulis ini tidak hanya ditemui oleh kaum guru (dengan PTKnya), bagi kalangan akademis (mahasiswa) juga mengalami hal yang sama, baik ditingkat sarjana strata 1, pasca sarjana dan doktoral sekalipun. Bahkan pemerintah melalui Kemendikbud (Surat edaran No 152/E/T/2012 tentang publikasi karya ilmiah) mensyaratkan penulisan jurnal ilmiah sebagai syarat kelulusan untuk para sarjana, strata 1 sampai strata III pada skala publikasi nasional sampai tingkat internasioanl, kebijakan didasari rendahnya tingkat partisipasi Indonesia dalam tingkat publikasi jurnal karya ilmiah di dunia, yang juga tidak sebanding dengan besarnya potensi banyaknya mahasiswa dan dosen.

Dibanding dengan negara tetangga kita Malaysia saja Indonesia masih berada dibawah, Malaysia dengan 55.211 dokument berbanding dengan Indonesia yang hanya pada angka 13.047 dokumen, alhasil kita hanya berada satu tingkat diatas Kenya. India menembus angka 533.006 dokumen, yang menjadikan India menduduki rangking 10 di Dunia (sumber:http://scimagojr.com/countryrank.php)

Angka lulusan  diploma, sarjana, master dan doktor pada tahun 2009/2010 saja di Indonesia sebanyak 655.012 lulusan, jika kita ambil 2% saja mampu untuk menerbitkan karya ilmiah setidaknya didapat  13.104 karya ilmiah/tahun, jumlah yang sangat luar biasa dan niscaya karya tulis  akan berpengaruh  dan mampu merubah posisi rangking mutu pendidikan kita di tingkat dunia.

Bagaimana khususnya  guru Indonesia?. Dari berbagai jenjang pendidikan Indonesia setidaknya memiliki 2,7 juta orang guru, inilah potensi penulis-penulis khususnya di bidang pengalaman belajar-mengajar. Dari jumlah guru 2,7 juta ini dengan persentase 5% saja yang mampu berkarya, pastilah hasil karya tulis pengalaman belajar-mengajar  ini akan mampu merubah iklim pendidikan di Indonesia. Dengan karya tulis ini semua guru akan dapat membaca mengalaman pengajar masing-masing, semua guru akan saling berbagi pengatahuan pengajaran, yang semua bermuara pada peningkatan mutu pendidikan. Alangkah majunya pendidikan Indonesia jika ini terjadi, tetapi data dilapangan bertolak belakang dengan harapan.

Membiasakan menulis  adalah  seperti membangun ‘Budaya’, dan budaya menulis adalah juga produk  dari budaya membaca,  seperti ucapan penyair Taufik Ismail  bahwa rabun membaca lumpuh menulis. Dan keadaan ini berlaku di Indonesia, data minat membaca yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2006, menunjukkan bahwa masyarakat lebih banyak tertarik dan memilih untuk menonton TV (85,9%) dan atau mendengarkan radio (40,3%) ketimbang membaca koran (23,5%). Data ini cukup memberi bukti rendahnya minat baca di Indonesia.

Budaya membaca haruslah dibangun sedini mungkin, orang tua dan guru merupakan orang-orang yang mampu menumbuhkan minat baca anak. Orang tua dengan perhatiannya dan guru dengan pengajaran yang kreatif dan mengkondisikan anak didik untuk selalu tahu bahwa membaca adalah sumber informasi pengetahuan bagi dirinya.

Untuk menjadi guru yang kreatif haruslah guru yang berpengalaman, guru yang mampu belajar dari pengalaman sebelumnya, guru yang mampu mengevaluasi cara mengajarnya, mampu memperbaikinya dan menemukan model pembelajaran yang tepat untuk anak didiknya. Semua ini mustahil dapat dilakukan tanpa ada rekaman pengajaran tertulis.

Menulis dan mencatat setiap langkah pengalaman dalam pengajaran adalah juga bukti bahwa guru sadar diri untuk meningkatkan mutu pengajarannya. Selama ini guru hanya merekam kemajuan siswa dalam belajar, melupakan dirinya yang harusnya juga menjadi seorang ‘pelajar’ untuk dapat meningkatkan mutu sebagai ‘pengajar’. Rekaman kemajuan pengajar kita adalah catatan pengalaman pengajar sebagai acuan evaluasi.

Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi saat ini menjadikan kita sebagai guru tidak punya alasan lagi untuk tidak menuliskan pengalaman mengajar, dunia internet menyediakan kemudahan, misalnya blog. Blog saat ini adalah sarana yang tepat untuk menuturkan dan berbagai pengalaman mengajar. Tidak perlu takut untuk tulisan kita dianggap kurang bermutu, karena dengan mudah kita bisa  men’setting’ blog untuk hanya bisa dikunjungi kalangan tertentu, atau hanya boleh dikunjungi oleh anda sendiri.

Pengalaman adalah guru yang paling baik, kita tidak harus mengalami pengalaman tersebut untuk menjadikannya guru, dunia internet menawarkan “berbagi pengalaman” melalui tulisan-tulisan dari guru seluruh nusantara. Sebutlah guraru.org (disponsori oleh produk komputer merk ACER) sebuah website yang menawarkan kemudahan berbagi ilmu-ilmu pengajaran serta pengalaman belajar. Para guru juga dapat mengunjungi blog-blog guru yang sudah terbisa menulis untuk mencari ilmu pengalaman belajar sekaligus turut belajar menulis. Blog wijayalabs.com (blog seorang guru dari Labschool Jakarta dan Penerima Penghargaan Khusus Acer Guraru Award 2011 dan Guru Paling Ngeblog dari Kompasiana 2012) contoh blog laris dikunjungi para guru untuk mencari informasi  tentang dunia guru di Indonesia.

Ada banyak hal yang dapat dilakukan guru untuk bisa menuliskan pengalaman dan berbagi pengalaman mengajar, berbagi pengalaman membuat kita semakin kaya pengalaman. Makin kaya pengalaman mengajar makin baik karya kita dihadapan anak didik kita, tanggung jawab untuk mencerdaskan anak bangsa yang kita emban akan semakin ringan.

Di lintasan dinamika perubahan budaya komunikasi yang semakin variatif dan terbuka, bagaimanapun juga makna tetap harus tersampaikan, tulisan adalah artefak peradaban, menulis berarti juga menyambung zaman. Mari kita para guru wariskan makna kebaikan peradaban dengan menuliskannya.

 Salam Guru Indonesia