(foto: http://cobrasweatmatoa.blogspot.com/2010/10/misteri-gerbong-senja-bromo.html)
Kereta bergerak pelan, roda besi berputar berat mencari momentum lalu berlahan semakin cepat, memindah rangkaian berat gerbong-gerbong di atasnya. suara lengkingan peluit terhenti mendadak, kereta akan memenuhi janjinya berangkat tepat pukul 18.00 sore ini dari Solo Balapan yang lagi gerimis menyejukkan.
Kereta bergerak pelan, roda besi berputar berat mencari momentum lalu berlahan semakin cepat, memindah rangkaian berat gerbong-gerbong di atasnya. suara lengkingan peluit terhenti mendadak, kereta akan memenuhi janjinya berangkat tepat pukul 18.00 sore ini dari Solo Balapan yang lagi gerimis menyejukkan.
"Bapak mau kursi di posisi mana, dekat jendela? atau samping jalan?" tawar suara perempuan merdu di ujung telpon. Aku tahu betul bahwa para customer servis tersebut dilatih mahir dalam berbahasa, tapi aku selalu kalah dan slalu mengiyakan apa yang ditawarkan, aku terhasut merdu suaranya. Tapi ini tidak parah, temanku malah kecanduan mendengarkan suara merdu customer servis, tiap minggu dia slalu berburu call free customer servis dari berbagai perusahaan. Entahlah.... dia sangat menikmatinya aku kadang bingung sendiri, pernah suatu hari aku bilang bahwa ini penyimpangan prilaku, karena hanya dia satu-satunya orang didunia ini dengan hobi tersebut. dia membela diri bukannya kelainan tetapi prilaku unik, dan dia terus saja melakoni hobinya sampai sekarang.
Akhirnya sepakat diakhir telepon, saya mendapatkan kursi no 2d di gerbong 4. Sore ini kota Solo baru saja digujur hujan, menyisakan genangan air di cekungan jalan, cipratan membuat menggerutu pejalan kaki ketika ban motor melindas, pengendara motor balas mengeluh menggerutu jalan selalu rusak.
Tapi bagi anak kecil air di cekungan jalan itu adalah awal dari perburuan, dengan melompat gembira kedua telapak kaki mereka darat daratkan serentak di genangan makin banyak air yang muncrat makin senang hati mereka, hapir kering air digenagan, selanjutnya anak-anak akan mencari genangan baru lagi.
Bagi aku sendiri genangan ini adalah obyek photo yang menarik, tripod aku pasang sempurna. segala sudut aku coba ambil, berharap sinar emas matahari mampu menghadirkan refleksi menarik di genangan. Bagi photografer pemula seperti aku ini obyek apapun seakan menarik untuk diabadikan tidak terkecuali genangan air dijalan di sore sejuk ini, namun untuk kali ini aku gagal total, genangan yang kupilih ternyata lebih dulu dinikmati anak-anak, sambil tertawa mereka menyerukan kemenangannya mendaratkan sempurna kaki mereka di genangan, mereka teriak riang laksana Napoleon Bonaparte menaklukkan jajahan baru. habislah aku dengan cipratan.
Merah kelopak bougenvile semakin menyala, hujan mencuci debu permukaan, nampaklah hamparan bunga kertas itu di sepanjang jalan seperti permadani-permadani yang siap di hamparkan. Aku tak pernah tahu setiap memandang bunga ini ingatan ku selalu di buat sahdu. Sore ini juga demikian, mataku seperti dipaksa untuk memandang sekeliling dimuat di memori otakku agar menjadi kenangan. Kehadiran ku yang hanya sesekali di kota ini juga mungkin yang membuat memori otakku berusaha lebih banyak merekam pemandangan kota ini. Sisa hujan dan sedikit gerimis selalu menawarkan nuansa lain..kopi jahe hangat barangkali patut dinikmati sore ini untuk menyempurnakan merekam kenangan di kota ini.
Becak pengantar ke station kereta pelan berjalan sesekali terdengar pelan nafas mengayuh becak, berperawakan kecil, otot-otot tua serasi dengan besi rangka becak 'karatan'. Cuaca gerimis menyejukkan menambah semangat sang bapak untuk menyelesaikan kerja, upah 10 rb akan segera di dapat.
Suasana station kereta Solo Balapan tidak terlalu rame, hiruk pikuk hampir tak ada. Perbedaan ongkos yang tidak seberapa membuat orang lebih memilih pesawat terbang, kereta hanya di muati kelas ekonomi dan bisnis (lebih tepat kelas ekonomi plus) tetapi dibandingkan dengan angkutan Bus untuk tujuan Jakarta, kereta menawarkan kelebihan pada waktu tempuh yang relatif lebih cepat, dan dengan harga tiket yang berimbang untuk kelas bisnis.
Rupanya posisi kursi yang ditawarkan customer service kepadaku berada pada tempat yang tidak mengenakkan. posisinya saling berhadapan, berbeda dengan kursi lain yang berderet. Posisi berhadapan ini membuat sempit dan kesulitan memposisikan kaki untuk bersantai.
Terasa sulit untuk berharap menikmati perjalanan ini, gelap gulita di luar, hanya nampak lampu-lampu rumah penduduk. (.....bersambung)