Selasa, 04 Desember 2012

Di Kereta Api

                                     (foto: http://cobrasweatmatoa.blogspot.com/2010/10/misteri-gerbong-senja-bromo.html)


Kereta bergerak pelan, roda besi berputar berat mencari momentum lalu berlahan semakin cepat, memindah rangkaian berat gerbong-gerbong di atasnya. suara lengkingan peluit terhenti mendadak,  kereta akan memenuhi janjinya berangkat tepat pukul  18.00 sore ini dari Solo Balapan yang lagi gerimis menyejukkan.

"Bapak mau kursi di posisi mana, dekat jendela? atau samping jalan?" tawar suara perempuan  merdu di ujung telpon. Aku tahu betul bahwa para customer servis tersebut dilatih mahir dalam berbahasa, tapi aku selalu kalah dan slalu mengiyakan apa yang ditawarkan, aku terhasut merdu suaranya. Tapi ini tidak parah, temanku malah kecanduan mendengarkan suara merdu customer servis, tiap minggu dia slalu berburu call free customer servis dari berbagai perusahaan. Entahlah.... dia sangat menikmatinya aku kadang bingung sendiri, pernah suatu hari aku bilang bahwa ini penyimpangan prilaku, karena hanya dia satu-satunya orang didunia ini dengan hobi tersebut. dia  membela diri bukannya kelainan tetapi prilaku unik, dan dia terus saja melakoni hobinya sampai sekarang.

Akhirnya sepakat diakhir telepon, saya mendapatkan kursi no 2d di gerbong 4. Sore ini kota Solo baru saja digujur hujan, menyisakan genangan air di cekungan jalan, cipratan membuat menggerutu pejalan kaki ketika ban motor melindas, pengendara motor balas mengeluh menggerutu jalan selalu rusak.

Tapi bagi anak kecil air di cekungan jalan itu adalah awal dari perburuan, dengan melompat gembira kedua telapak kaki mereka darat daratkan serentak di genangan makin banyak air yang muncrat makin senang hati mereka, hapir kering air digenagan, selanjutnya anak-anak akan mencari genangan baru lagi.

Bagi aku sendiri genangan ini adalah obyek photo yang menarik, tripod aku pasang sempurna. segala sudut aku coba ambil, berharap sinar emas matahari mampu menghadirkan refleksi menarik di genangan. Bagi photografer pemula seperti aku ini obyek apapun seakan menarik untuk diabadikan tidak terkecuali genangan air dijalan di sore sejuk ini,  namun untuk kali ini aku gagal total, genangan yang kupilih ternyata lebih dulu dinikmati anak-anak, sambil tertawa mereka menyerukan kemenangannya mendaratkan sempurna kaki mereka di genangan, mereka teriak riang laksana Napoleon Bonaparte menaklukkan jajahan baru. habislah aku dengan cipratan.

Merah kelopak bougenvile semakin menyala, hujan mencuci debu permukaan, nampaklah hamparan bunga kertas itu di sepanjang jalan seperti permadani-permadani yang siap di hamparkan. Aku tak pernah tahu setiap memandang bunga ini ingatan ku selalu di buat sahdu. Sore ini juga demikian, mataku seperti dipaksa untuk memandang sekeliling dimuat di memori otakku agar menjadi kenangan. Kehadiran ku yang hanya sesekali di kota ini juga mungkin yang membuat memori otakku berusaha lebih banyak merekam pemandangan kota ini. Sisa hujan dan sedikit gerimis selalu menawarkan nuansa lain..kopi  jahe hangat barangkali patut dinikmati sore ini untuk menyempurnakan merekam kenangan di kota ini.


Becak pengantar ke station kereta pelan berjalan sesekali terdengar pelan nafas mengayuh becak, berperawakan kecil, otot-otot tua serasi dengan besi rangka becak 'karatan'. Cuaca gerimis menyejukkan menambah semangat sang bapak untuk menyelesaikan kerja, upah 10 rb akan segera di dapat. 

Suasana station kereta Solo Balapan tidak terlalu rame, hiruk pikuk hampir tak ada. Perbedaan ongkos yang tidak seberapa membuat orang lebih memilih pesawat terbang, kereta hanya di muati kelas ekonomi dan bisnis (lebih tepat kelas ekonomi plus) tetapi dibandingkan dengan angkutan Bus untuk tujuan Jakarta, kereta menawarkan kelebihan pada waktu tempuh yang relatif lebih cepat, dan dengan harga tiket yang berimbang untuk kelas bisnis.

Rupanya posisi kursi yang ditawarkan customer service kepadaku berada pada tempat yang tidak mengenakkan. posisinya saling berhadapan, berbeda dengan kursi lain yang berderet. Posisi berhadapan ini membuat sempit dan kesulitan memposisikan kaki untuk bersantai.

Terasa sulit untuk berharap menikmati perjalanan ini, gelap gulita di luar, hanya nampak lampu-lampu rumah penduduk. (.....bersambung)

Sabtu, 01 Desember 2012

Karya Tulis Dan Maknanya Bagi Guru


Seakan seluruh isi kepala penuh dengan ide dan gagasan untuk kemudian dituangkan kedalam tulisan , hati begitu menggebu, tapi sesaat kemudian setelah menulis satu alinea, ide tersebut kemudian kabur, bias, lenyap terbentur ke dinding-dinding ide itu sendiri.

Begitu susahnya merampungkan  satu tulisan, bahkan menulis dari kegiatan sehari-hari dalam kegiatan pengajaran di kelaspun seakan seperti sama beratnya dengan mencari ide untuk membangun pesawat. Menulis Penelitian Tindakan Kelas (PTK)  sejatinya hanyalah rekaman kegiatan pembelajaran di kelas kemudian di evalusi dan direfleksi kedalam beberapa siklus untuk menemukan pengalaman pembelajaran yang efektif , tetapi begitu beratnya hal ini bisa dilakukan. Tidak salah akhirnya pangkat golongan guru parkir di jenjang golongan tertentu, karena persyaratan karya tulis ilmiah sulit dipenuhi, padahal menulis adalah turunan dari rasionalitas guru dalam menyikapi faktual pembelajaran di kelas, yang kemudian menjadi bahan rujukan dan evaluasi  dalam menemukan metode pengajaran yang tepat untuk anak didiknya sehingga kreatifitas pembelajaran di kelas makin terbentuk.

Rupanya kesulitan menulis ini tidak hanya ditemui oleh kaum guru (dengan PTKnya), bagi kalangan akademis (mahasiswa) juga mengalami hal yang sama, baik ditingkat sarjana strata 1, pasca sarjana dan doktoral sekalipun. Bahkan pemerintah melalui Kemendikbud (Surat edaran No 152/E/T/2012 tentang publikasi karya ilmiah) mensyaratkan penulisan jurnal ilmiah sebagai syarat kelulusan untuk para sarjana, strata 1 sampai strata III pada skala publikasi nasional sampai tingkat internasioanl, kebijakan didasari rendahnya tingkat partisipasi Indonesia dalam tingkat publikasi jurnal karya ilmiah di dunia, yang juga tidak sebanding dengan besarnya potensi banyaknya mahasiswa dan dosen.

Dibanding dengan negara tetangga kita Malaysia saja Indonesia masih berada dibawah, Malaysia dengan 55.211 dokument berbanding dengan Indonesia yang hanya pada angka 13.047 dokumen, alhasil kita hanya berada satu tingkat diatas Kenya. India menembus angka 533.006 dokumen, yang menjadikan India menduduki rangking 10 di Dunia (sumber:http://scimagojr.com/countryrank.php)

Angka lulusan  diploma, sarjana, master dan doktor pada tahun 2009/2010 saja di Indonesia sebanyak 655.012 lulusan, jika kita ambil 2% saja mampu untuk menerbitkan karya ilmiah setidaknya didapat  13.104 karya ilmiah/tahun, jumlah yang sangat luar biasa dan niscaya karya tulis  akan berpengaruh  dan mampu merubah posisi rangking mutu pendidikan kita di tingkat dunia.

Bagaimana khususnya  guru Indonesia?. Dari berbagai jenjang pendidikan Indonesia setidaknya memiliki 2,7 juta orang guru, inilah potensi penulis-penulis khususnya di bidang pengalaman belajar-mengajar. Dari jumlah guru 2,7 juta ini dengan persentase 5% saja yang mampu berkarya, pastilah hasil karya tulis pengalaman belajar-mengajar  ini akan mampu merubah iklim pendidikan di Indonesia. Dengan karya tulis ini semua guru akan dapat membaca mengalaman pengajar masing-masing, semua guru akan saling berbagi pengatahuan pengajaran, yang semua bermuara pada peningkatan mutu pendidikan. Alangkah majunya pendidikan Indonesia jika ini terjadi, tetapi data dilapangan bertolak belakang dengan harapan.

Membiasakan menulis  adalah  seperti membangun ‘Budaya’, dan budaya menulis adalah juga produk  dari budaya membaca,  seperti ucapan penyair Taufik Ismail  bahwa rabun membaca lumpuh menulis. Dan keadaan ini berlaku di Indonesia, data minat membaca yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2006, menunjukkan bahwa masyarakat lebih banyak tertarik dan memilih untuk menonton TV (85,9%) dan atau mendengarkan radio (40,3%) ketimbang membaca koran (23,5%). Data ini cukup memberi bukti rendahnya minat baca di Indonesia.

Budaya membaca haruslah dibangun sedini mungkin, orang tua dan guru merupakan orang-orang yang mampu menumbuhkan minat baca anak. Orang tua dengan perhatiannya dan guru dengan pengajaran yang kreatif dan mengkondisikan anak didik untuk selalu tahu bahwa membaca adalah sumber informasi pengetahuan bagi dirinya.

Untuk menjadi guru yang kreatif haruslah guru yang berpengalaman, guru yang mampu belajar dari pengalaman sebelumnya, guru yang mampu mengevaluasi cara mengajarnya, mampu memperbaikinya dan menemukan model pembelajaran yang tepat untuk anak didiknya. Semua ini mustahil dapat dilakukan tanpa ada rekaman pengajaran tertulis.

Menulis dan mencatat setiap langkah pengalaman dalam pengajaran adalah juga bukti bahwa guru sadar diri untuk meningkatkan mutu pengajarannya. Selama ini guru hanya merekam kemajuan siswa dalam belajar, melupakan dirinya yang harusnya juga menjadi seorang ‘pelajar’ untuk dapat meningkatkan mutu sebagai ‘pengajar’. Rekaman kemajuan pengajar kita adalah catatan pengalaman pengajar sebagai acuan evaluasi.

Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi saat ini menjadikan kita sebagai guru tidak punya alasan lagi untuk tidak menuliskan pengalaman mengajar, dunia internet menyediakan kemudahan, misalnya blog. Blog saat ini adalah sarana yang tepat untuk menuturkan dan berbagai pengalaman mengajar. Tidak perlu takut untuk tulisan kita dianggap kurang bermutu, karena dengan mudah kita bisa  men’setting’ blog untuk hanya bisa dikunjungi kalangan tertentu, atau hanya boleh dikunjungi oleh anda sendiri.

Pengalaman adalah guru yang paling baik, kita tidak harus mengalami pengalaman tersebut untuk menjadikannya guru, dunia internet menawarkan “berbagi pengalaman” melalui tulisan-tulisan dari guru seluruh nusantara. Sebutlah guraru.org (disponsori oleh produk komputer merk ACER) sebuah website yang menawarkan kemudahan berbagi ilmu-ilmu pengajaran serta pengalaman belajar. Para guru juga dapat mengunjungi blog-blog guru yang sudah terbisa menulis untuk mencari ilmu pengalaman belajar sekaligus turut belajar menulis. Blog wijayalabs.com (blog seorang guru dari Labschool Jakarta dan Penerima Penghargaan Khusus Acer Guraru Award 2011 dan Guru Paling Ngeblog dari Kompasiana 2012) contoh blog laris dikunjungi para guru untuk mencari informasi  tentang dunia guru di Indonesia.

Ada banyak hal yang dapat dilakukan guru untuk bisa menuliskan pengalaman dan berbagi pengalaman mengajar, berbagi pengalaman membuat kita semakin kaya pengalaman. Makin kaya pengalaman mengajar makin baik karya kita dihadapan anak didik kita, tanggung jawab untuk mencerdaskan anak bangsa yang kita emban akan semakin ringan.

Di lintasan dinamika perubahan budaya komunikasi yang semakin variatif dan terbuka, bagaimanapun juga makna tetap harus tersampaikan, tulisan adalah artefak peradaban, menulis berarti juga menyambung zaman. Mari kita para guru wariskan makna kebaikan peradaban dengan menuliskannya.

 Salam Guru Indonesia

Senin, 26 November 2012

Meniti Jalan (cerber bag 2)

Anak muda itu tergopoh-gopoh setengah berlari sambil mengangkat tas dan sepatunya mengejar truk pengangkut karet hasil bumi Loksado, "maaf pak Ipan, kirain bapak tidak jadi ikut" santun kenek truk sambil menaikkan barang bawaan bapak Ipan, " sudah lama nunggu saya? jalan dari desa Pariang luar biasa becek, biasanya tidak seperti ini" kisah pak Ipan. "kalau hujan tanggung derasnya begitu pak, mending hujan deras sekalian aja, jadi tidak terlalu becek". " Bapak duduk di depan aja...biar saya yang jaga barang di bak ini", " nggak usah..kamu aja di depan...di desa Muara Katib si Adun minta ikut sekalian, nanti saya kelewatan" tolak Bapak Ipan.

Bagi orang bisa menaiki truk dengan muatan hasil perkebunan karet mungkin sesuatu yang sangat luar biasa hebat, bau karet sangat penyengat hidung, baunya seperti kotoran, berbau busuk tiada terkira, bahkan pakaian yang dipakaipun baunya tidak luntur seharian. Karet ini sebelum dijual biasanya di rendah dahulu si sungai, selain salah satu teknik menyimpan karet, cara ini juga digunakan untuk menambah berat karet sewaktu di timbangan sewaktu menjual, bau busuk tadi dari sinilah berasal, dari rendaman karet berhari-hari.

Merendah karet di sungai bukannya tanpa resiko, pernah ribuan kilogram karet penduduk hanyut terbawa arus banjir bandang selepas hujan beberapa bulan yang lalu dan hilang entah kemana, belajar dari pengalaman itu penduduk kini lebih banyak yang membuat kolam penampungan, alhasil baunya pun tak tertahankan.

Ini tahun kedua bagi Bapak Ipan keluar masuk hutan sisi selatan pegunungan Meratus ini, kecintaan terhadap dunia pendidikan mampu merelakaan dirinya untuk menyambangi anak-anak sisi pegunungan Meratus. Penduduk di desa ini mempunyai karakter unik, selain dimanjakan dengan alam dengan perkebunan yang luas, penduduk secara eekonomi mereka berkecukupan, jadi jangan heran merk-merk hp terkenal di tenteng ada mud di desa ini. Arus Globalisasi ternyata juga mendesak desa ini untuk berkenalan dengan teknologi komunikasi, tetapi sayangnya lama kelamaan ini hanya menjadi bencana sosial. Kemajuan peralatan (gadget) komunikasi tidak seimbang dengan perubuhan pola pikir mereka, yang terjadi adalah menggunaan alat ini hanya untuk hiburan semata, kadang juga hanya untuk akses film pornografi.

Kecenderungan perubahan sosial menuju kekacauan kondisi sosial inilah yang ditangkap oleh Pak Ipan, kepedulian ini ditambah lagi melihat tindakan dari pemerintah kadang salah sasaran hanya mementingkan angka partisipasi kasar pendidikan yang pasti mengabaikan kualitas dari pendidikan itu sendiri.

Untuk dapat melakukan intervensi jalan saat ini jalan yang tersedia adalah dengan menjadi guru SMP terbuka, tanpa gaji yang cukup dan dukungan yang minim kadang bahkan direndahkan, Bp Ipan sendiri bernaung dari sebuah yayasan yang berasal dari salah satu partai politik, dukungan ini jualah yang menjadikan SMP terbuka masih bisa bertahan, ditengah keinginan oknom pihak Dinas pendidikan yang mengingkan diberhentikannya kegiatan ini, dengan alasan hanya membebani persentasi kelulusan siswa SMP secara keseluruhan di Kabupaten ini.



Meniti Jalan (cerber bag 3)

Bisa menyelesaian sekolah di SMP terbuka ini bagiku adalah harta yang tak ternilai, pertama karena hanya aku satu-satunya penduduk desa Bariang ini yang sekolah walau hanya setingkat SMP, teman-teman lainnya bertahan sampai bisa membaca dan berhitung dan kadang itupun ditebus  dengan waktu yang hampir dua kali lipat anak-anak kota, hanya generasi kami pula yang dapat bersentuhan dengan ilmu pengetahuan, sebelumnya hidup penduduk mengandalkan pengetahuan-pengetahuan warisan nenek moyang.

Bukan tanpa sebab ini terjadi, kondisi geogafis disisi utara pegunungan meratus ini sangat jauh dari pusat pemerintahan kecamatan dan kabupaten, letak desa kami yang terasing dengan desa-desa lainnya memerlukan biaya membangunan yang lebih untuk dapat mendirikan sarana publik disini. kebutuhan listrik sekedar menyalakan televisipun hanya beberapa tahun belakangan ini terpenuhi dan terbatas hanya pada malam hari, sebelum matahari terbit sempurna listrik duluan padam.

Yang kedua mengapa mendapat kesempatan sekolah ini menjadi harta yang tak ternilai, karena memang aku tak punya harta apa-apa lagi, kehidupan keluarga yang berpola pikir seperti rata-rata oraang sekampung menjadikan ekonomi tak beranjak dari tidak berkecukupan, melimpah ruah kekayaan alam di desa kami rupanya tak membuat kami penduduk kampung juga hidup cukup.

Tajam busur globalisasi ternyata juga menusuk peradapan desa, kehidupan desa yang dulu damai menurut pendapat kami ternyata terkoyak cepat, masuknya teknologi-teknologi baru membuat anak-anak muda menjiblak sempurna apa yang mereka lihat di televisi sekarang. 

Jika dulu kebanggaan adalah memiliki ternak yang banyak sekarang kebanggaan adalah memiliki motor terbaru, kadang untuk memiliki motor orang tua harus menjual tanah kebun mereka pada tengkulak kota dengan harga permeter hampir sama dengan tikar plastik buatan cita.

Ketidakmampuan untuk bisa seperti teman-temanlah yang membuat aku mampu bertahan di sekolah ini, bagiku ijazah yang akan kudapatkan nanti adalah kunci pertama untuk membuka pintu cita-cita.

Minggu, 25 November 2012

Kembali Ke Sekolah Dasar


Guru punya banyak model pendekatan dalam pembelajaran di kelas, pada tingkatan SD dasar tentu lebih banyak dengan pendekatan menyayangi dan memberikan contoh nyata, agar para siswa tau betul, memahami dan tak kalah penting para siswa yakin hal tersebut dapat dilakukan.

Pada jenjang SMP dan SMA akan berbeda lagi pendekatan yang dilakukan. pada jenjang ini resiko dan tanggung jawab atas tindakan mereka perlu mereka ketahui. Misalnya ketika siswa tidak hadir kesekolah, atau melanggar peraturan sekolah.

Mempercayai mereka mampu mempertanggung jawabkan dan tahu resiko yang akan mereka dapatkan ketika mereka melakukan sesuatu adalah tindakan berguna untuk membangun percaya diri dan memelihara kepekaan mereka tentang tanggung jawab diri.

Bagaimana dengan tingkatan mahasiswa, tentunya pendekatan dalam belajarnya tambah beda lagi,tidak lagi perlu disuruh mahasiswa tahu sendiri kebutuhannya. jika informasi dianggap kurang dari. dosen, perpustakaan dan informasi online jadi pelengkap.

Pasca sarjana, ini sudah tingkatan yang tidak hanya tahu bagaimana kebutuhannya tapi juga sudah tahu bagaimana ilmu yang ada dikembangkan. Lalu jika pendekatan pengajaran  tingkat sekolah dasar diberlakukan ke pasca sarjana apa yang terjadi?? tentunya jadi menggelikan, berikut beberapa hal yang menggelikan tsb 

Satu-persatu mahasiswa pasca dihitung dalam kelas, agar tahu siapa yang absensi, hehehe. bagaimana kalu alasannya kelas membosankan dan mencari informasi di luar kelas lebih bermanfaat. Rupanya lebih penting kehadiran dari pada informasi, padahal kehadiran hanya menyumbang 20%.  sebenarnya masalahnya tidaklah masalah kehadiran, tapi mahasiswa paska masih dicurigai seperti anak sd aja.

Bertanya pada dosen, dosen balik tanya, "kamu ngerti nggak yang kamu tanyakan". waduh...bu dosen. ini S2. emang anak SMP yang kalau tanya, pertanyaannya minta dibikin kan teman disamping.

Yang lebih parah lagi, kalau menjawab soal formatnya harus sesuai dengan format yang dibikin dosen, alinea pertama harus arti kata dulu secara etimologi seperti dari kamus, alinea kedua sumber dari media massa. ....alinea ketiga begini....begitu.....akhirnya satu kelas hasilnya sama

Jumat, 28 September 2012

Meniti Jalan (cerber bag 1)

Meninggalkan sebagian isi karung yang makin berat ini sama artinya dengan berpuasa beberapa hari " gumam Ajan dalam hati. bagaimanapun juga tas ransel usang dan karung bekas beras ini harus sampai ke bidakan*. dihematpun kadang beras dan ikan asin tersebut  tidak cukup untuk satu bulan apalagi harus ditinggal. tapi semakin lama ransel dan karung semakin berat, seperti keringat yang keluar menjadi batu-batu kali yang berpindah menjadi isi tas dan karung.

Tempo hari awal-awal sekolah ketika semangat lagi membara, perjalanan 60 km ini seakan dekat, deretan pegunungan meratus terasa nikmat dinikmati hanya dengan berjalan kaki, tak terasa lelah jua menghampiri, tanah merah ini terasa lembut di pijak, laksana permadani merah yang membentang menuju arah impian, bau dedaunan adalah wewangian alam menyeruak kerongga hidung membuat kenangan. Bahkan sulit membedakan antara basah kuyup keringat dengan basah tubuh sehabis berendah di sungai Loksado, semua terasa sejuk.

Kota Kandangan ibukota Kabupaten Hulu Sungai Selatan bukanlah kota besar, tetapi kota ini cukup membuatku menjadi takjub. Sekian lama di hutan hanya tiap hari hanya bahuma**  manoreh** selebihnya berburu, waktu itu duniaku ini sudah terasa besar dan lengkap, bersenda gurau di rumah dengan saudara-saudaraku, sudah cukup bagiku.

Perkenalan dengan Bapak Ipan lah yang membuat duniaku mengerucut kecil, dari puluhan buku SMP terbuka yang kubaca barulah aku sadar bahwa selama ini aku berada di dunia yang tak pernah di impikan anak seuasiaku dimanapun  di dunia ini.

" minggu depan bapak bawakan lagi buku-buku bagus untuk kalian" ucap bapak Ipan, 
" buku yang banyak gambarnya pak..." sakut Marlan dengan riang 
" Jangan hanya melihat gambarnya saja, mulailah mengeja hurufnya pelan-pelan". 

walaupun kami kelas 1 di SMP terbuka sebagian besar dari kami belum mampu membaca dengan lancar. kakak kelas kami tahun lalu berjumlah 17 orang lulus ujian nasional semua, tetapi tetap belum bisa dengan lancar membaca, konon katanya mereka menjawab tanpa membaca soal, "mungkin keberuntungan" kata Isna, sambil mengendong anaknya usia 2 tahun.

" gambarnya jangan digunting, nanti temanya tidak bisa lagi melihat-lihat"
" itu...pak...yang gunting si Atur..." kilah Adun, dia tahu si Atur tidak hadir hari ini
" Si Atur mana? " selidik pak Ipan
" Mahambit*** pak..."
" oh...., kasih sama Atur ya... Marlan buku yg kamu baca itu...biar dia tidak ketinggalan pelajaran hari ini"
" ingih pak" jawab Marlan sambil sibuk bolak-balik buku Ensiklopedia Antariksa kusam yang tinggal separo

bersambung....


Bidakan       : Bahasa banjar untuk bumah kontrakan kecil dengan hanya 1 kamar
Bahuma       : Bahasa banjar untuk  bertani dan berladang
Mahambit   : Bahasa banjar membuat atap rumah berbahan dasar daun dan pelepah pohon Aren








Perjalanan Menuju Tsunami 3

Pelatihan Kompetensi Tenaga Pendidik dengan tema Menjadi Guru Kreatif Dengan Pemanfaatan Blog Sebagai Media Pembelajaran, inilah yang tertulis di baliho yang terpampang jelas di depan sekolahan, tema ini jualah yang membuat saya dipanggil kesini di SMA Unggul Aceh Timur. Pesertanya adalah para guru SMA dan SMP se Aceh Timur.

Saya tidak akan menceritakan secara detil bagaimana pelatihan ini berjalan, yang jelas sabagai narasumber yang jauh-jauh datang saya harus menawarkan sesuatu yang berbeda, pengetahuan tentang blog sendiri berkembang pesat di Indonesia beberapa tahun belakang ini, jadi tidak dipungkiri di Aceh Timur pun tersedia nara sumber yang lebih piawai.

Dugaan saya benar diantara para peserta terdapat beberapa guru yang pernah ikut pelatihan di beberapa kesempatan bahkan diantaranya sampai ke luar negeri, ini bukanlah sesuatu yang saya kawatirkan "jangan-jangan apa yag saya berikan sudah basi" seperti saya bilang tadi saya menawarkan sesuatu yang baru dalam dunia blog setidaknya di Aceh Timur ini. Alhasil hampir seluruh peserta kaget dengan pengetahuan baru yang saya utarakan dan pelatihan pun berjalan lancar.

Rupanya benar apa yang dikatakan teman saya, kuliner di Aceh tidak jauh-jauh dari menu dasar kambing, kali ini untuk menu hidangan pelatihan ini panitia menyembelih satu ekor kambing,...sempurna. saya tidak tahu nama menu hidangan kali ini tapi yang jelas satu ekor kambing di masak dari ekornya sampai kepala kambing lengkap tersedia dimeja makan. hidangan mulai di santai sebagai pelengkap untuk menetralisir di sediakan jus timun yang segar.

Hari ini berlalu tanpa terasa, dunia guru kalau penuh keakrapan terasa betah untuk dilakoni, seperti dalam pelatihan ini, semua peserta mencair dalam satu suasana, mendapatkan ilmu dan saling berbagi ilmu. suasana keakrapan inilah yang membuat kerinduan hadir, entah kapan dapat  berjumpa dengan kawan-kawan di sini, yang jelas kenangan ini begitu membekas dihati dan kelak menjadi kisah yang tak terlupakan.

Ingin sekali menghabiskan waktu berlama-lama di Peureulak, belum juga selesai menyelusuri ini saya harus sudah melanjutkan perjalanan ke Banda Aceh malam ini juga, tiket penerbangan sudah dibeli dengan jadwal jam 02.00 siang hari besok. setelah shalat Isya kami saya pamit dengan keluarga teman saya (pak Nurdin).

Perjalanan menuju Banda Aceh cukup jauh mengingat Kota Peureulak tepat berada diantara Banda Aceh dan Medan, dua alternatif angkutan yang bisa kita naiki, Bus atau dengan mobil Colt L300, dari sisi waktu dengan menaiki L300 jarah tempuh lebih cepat, berangkat jam 8 malam kemungkinan tiba jam 2 pagi, dengan Bus tiba di Banda Aceh sekitar jam 5 pagi, mempertimbangkan kenyamanan maka lebih memilih menaiki Bus.

Perjalanan ini melewati beberapa kota di propinsi ini, sayangnya perjalanan ini malam hari, yang nampak dari dalam bus hanyalah nyala lampu-lampu listrik di beranda rumah-rumah penduduk. tidur adalah pilihan yang tepat untuk mempersiapkan tenaga beraktifitas esok hari di Banda Aceh, sebelum keberangkatan pesawat menuju Jakarta, ikon kota Banda Aceh harus di kunjungi " Majid Raya Baiturrahman dan Museum Tsunami.

selanjutnya....(Perjanalan Menuju Tsunami 4)

Sabtu, 22 September 2012

Ketika Seminar Di Hotel Berbintang

Tulisan ini tidak bermaksud menertawakan atau pelecehkan, sekedar melihat kenyataan prilaku manusia ketika berada pada peradapan yang berbeda, saya sengaja menyebutnya begitu biar tambah ekstrem, dan kejadian ini bisa saja anda artikan sebagai sebuah kisah lucu, sebagai betapa besarnya ketimbangan sosial yang secara tidak sadar tercipta, atau bahkan sebagai pengalaman anda sendiri.

Awal tahun 2007 saya bersama teman-teman mendapatkan undangan untuk mengikuti kegiatan workshop bertempat di salah satu hotel di kota Surabaya, sedangkan kami dari Kalimantan  untuk menuju kesana perlu melakukan perjalanan udara, yang bagi beberapa teman saya ini merupakan perjalanan kali pertama.

Workshop yang kami ikut adalah tentang pendidikan, terkhusus bagi guru-guru SMP terbuka Se Indonesia, bisa dibayangkan SMP terbuka rata-rata letakknya di pelosok, karena walaupun SMP terbuka diperuntukkan untuk usia sekolah yang ingin sekolah tetapi terkendala waktu, tetapi di Indonesia rata-rata bukan kendala waktu lebih pada kendala keadaan sosial, kultur dan kendala geografi untuk mencapai SMP reguler, sehingga sama dengan asal murid para guru-gurunya juga berasal dari daerah yang peradapannya masih sekelas kampung (maaf saya sebut demikian supaya lebih dramatisir).

Pesawat mulai take off perlahan, persis disamping saya teman yang baru pertama kali naik pesawat secepatnya berdoa sambil memejamkan mata, berdoa agar perjalanan selamat sampai tujuan. dibelakang saya pada grusuk-grusuk ribut, ternyata mereka mengadakan taruhan...dan taruhanya luar biasa sulit untuk di capai...taruhannya adalah siapa yang bisa mencium salah satu pramugari dalam penerbangang ini adalah pemenangnnya...luar biasa tinggi tantangannya, saya..tentu saja tidak berani ikut.

Teman disamping saya matanya masih terpenjam, berarti doanya belum selesai,...tepat 20 menit penerbangan berlangsung taruhan mulai dilaksanakan, salah seorang teman yang berjanji dapat mencium pramugari mulai beraksi, di mulai berjalan menuju wc pesawat di luar wc di ngobrol dengan pramugari..
T                 : Mbak...wcnya kosong?
Pramugari   : iya mas..silakan...
T                 : Apa...?
                     (sambil mendekatkan sedikit wajah ke telinga pramugari..)
Pramugari   : silakan...mas, di dalam tidak ada orang...
T                 : Apa mbak..... lebih keras ngomongnya saya tidak bisa mendengan
                      (sambil terus mendekatkan wajah....)
Pramugari   : (juga mendekatkan wajah ke T ) silakan mas...wcnya kosong....
T                 : Apa Mbak...maaf saya tidak bisa dengar....(terus mendekat...)
Pramugari   : Silakan mas...wcnya kosong ( sambil menunduk memposisikan wajah sejajar dengan T)
T                  :   oh...terimaksih
                     ( sambil reflek bergerak dgn tidak sengaja menyentuhkan bibir ke pipi pramugari )

Pesawat hampir landing, teman disamping masih terpejam, saya kira doanya masih panjang.., sampai pesawat mendarat dan separuh penumpang berdiri, teman saya masih saja terpejam matanya, luar biasa....doanya lebih panjang dari waktu perjalanan ini ( belakangan saya baru tahu kalau dia menghalau rasa takut naik pesawat dengan memejamkan mata) pantas heheheh.

Lobi hotel sesak dengan para peserta workshop dari berbagai wilayah di Indonesia, setelah menyelesaikan tugas administrasi, kunci kamar didapat. kejadian lucu di mulai lagi. ..dari, tidak bisa menyalakan lampu listrik di kamar sampai buang hajat di toilet duduk bingung cari gayung untuk cebok.

Sarapan malam di sediakan, dalam waktu singkat habis tak tersisa, sekali lagi luar biasa....makanan untuk porsi 150 orang dihabiskan oleh sekitar 85 orang peserta, sisanya beli makan diluar heheheh...petugas hotel kebingungan, sambil menelisik jangan-jangan ada yang membungkus membawa pulang. Rupanya kejadian sarapan alam ini berulang pada acara makan-makan selanjutnya, alhasil pihak hotel pun mengambil kebijakan porsi diperbesar kulaitas menu diturunkan, jadilah sarapan dengan hanya satu dua menu lauk dan sayur saja dari yang tadinya prasmanan dengan hidangan berbagai menu.

Melihat daftar harga kamar permalam yang hampir sama dengan gaji honor pengajar di SMP terbuka, para peserta menjadi takjub sekaligus bangga, ini adalah salah satu pencapaian terbesar dalam hidup, melakukan perjalanan udara dan menginap di hotel kelas berbintang, sejarah yang perlu diabadikan kedalam artefak sebagai bukti nyata, jadilah setiap ada fotografer yang menjepret para peserta bergaya dikira adalah bagian dari panitia padahal para fotografer lepas yang menjual dan memajang foto-foto halaman hotel, sebagian teman saya mendominasi foto-foto yang dipajang tersebut dan yang ditebus hanya satu. heheheh.

Hotel tempat kami menginap merupakan hotel berbintang, konon katanya tempat yang sama di tempati oleh pejabat-pejabat daerah kalau ke Surabaya. dengan kesimpulan demikian maka taman-taman sepakat untuk jalan-jalan kepertokoan dengan memakai "sandal" yang sama, sandal  yang tersedia di tiap kamar hotel, sandal yang lengkap dengan logo hotel. "biar orang tahu bahwa kita nginap di hotel ini" kata ketua regu rombongan 20 orang menuju Tunjungan Plaza. heheheheh
 (tiga minggu kemudian saya ketemu lagi dengan salah satu dari mereka di pasar kampung dan masih dengan sandal yang sama, luar biasa, hehehhe)

Perjanalan Menuju Tsunami 2


Nangroe Aceh Darussalam memang di karunia Tuhan dengan keadaan geografis yang menakjubkan, tidak salah dalam sejarahnya Nusantara, Aceh merupakan wilayah kesultanan yang kuat, tidak mampu para penjajahan untuk menguasai wilayah ini secara menyeluruh. perpaduan antara sumber daya alam yang tinggi dengan tata kelolan pemerintahan yang maju saat itu menjadikan aceh sebagai salah satu pusat perekonomian dunia, hal ini jualah mengapa wilayah kesultanan Aceh menjadi hal yang penting bagi kolonilisasi.

Langkah saya dalam perjalan ini sudah sampai di kota Peureulak di Aceh Timur perjalanan ini terasa biasa jika hanya sekedar memenuhi undangan sebagai pemateri pada pelatihan TIK untuk guru-guru SMA Unggul Aceh Timur, tetapi menjadi luar biasa ketika saya pribadi dari Kalimantan yang berbeda Pulau bertemu untuk pertama kali ke wilayah Aceh, bagi kami penduduk Kalimantan khususnya Kalimantan Selatan, Aceh bukanlah kota yang asing walau secara wilayah terpaut jarak yang jauh, tetapi secara psikologis sosial kami seakan punya ikatan, tak lain ini dikarenakan banyak ulama-ulama yang belajar mendalami ilmu agama islam belajar di Aceh atau sebaliknya banyak ulama--ulama yang mengajar di pondok pesantren berasal dari aceh.

Ikatan emosional dengan warga Aceh semakin lengkap ketika melihat penderitaan warga Aceh selama masa pergolakan, keinginan untuk menolong saudara-saudara di Aceh semakin kuat dan mengental ketika terjadi stunami yang maha dasyat beberapa waktu lalu.

Kota Peureulak di Aceh Timur tak berbeda rupanya dengan beberapa kota di Kalimantan Selatan, tapi yang mengesankan terlihat jelas denyut perekonomian yang semakin berkembang. ini menjadi luar biasa karena bagaimana mungkin dengan gejolak politik yang begitu dahsyat Aceh masih bisa bertahan dan terus berkembang walau perlahan. dan kesamaan yang paling jelas dengan beberapa kota di Kalimantan Selatan adalah pembangunan sarana umum yang masih banyak diabaikan oleh pemerintah pusat.

Kopi tarik Aceh sudah terhidang di meja saya, kata teman ini masih versi  peureulak belum kopi tarik aceh sesungguhnya, bagi anda yang terbiasa angkringan di kota Yogja pastilah anda akan terkejut setelah mencicipi kopi ini, perbedaan mendasar adalah tawaran rasa terakhir ketika kopi berada dimulut anda, sedikit asam tapi lebih lembut mungkin kopi dari Indocafe Original Blend menyerupai rasa kopi ini. ada sensasi tersendiri mungkin karena suasana Aceh yang kental. tentu sensasi ini didak dapat ditemui di Starbuck sekalipun.

Malam pertama di kota Peureulak saya dijanjikan wisata kuliner khas kota ini oleh teman saya, jadilah makan malam kami menyelusuri rumah makan sekita kota ini, sebelumnya singgah shalat isya di mesjid terdekat, pengetahuan saya tidak terlalu bgaus di bidang agama tetapi ada perasaan enak ketika shalat di Mesjid kota ini, mungkin kesamaan ayat-ayat atau amalan-amalan dengan kampung saya sehingga saya merasa seperti shalat di mesjid tempat kelahhiran saya Kalimantan Selatan.

Rupanya menu dengan bahan dasar kambing adalah pilihan makan malam hari ini, tidak lain "sate kambing". Bagi penikmat sate kambing anda perlu datang ke Aceh untuk benar-benar merasakan sate kambing sesunggunya. dengan bumbu sederhana seperti sate di wilayah Indonesia lainnya, berbedaanya adalah pada daging kambing yang dibakar benar-benar renyah, gurih dan tentunya enak waktu dikunyah, lima belas tusuk sate kambing tak terasa sudah pindah kedalam perut yang tersisa adalah separo nasi putih yang lupa saya makan karena keasikan dengan satenya.

Besok pagi-pagi kami sudah harus menuju lokasi pelatihan di SMA Unggul Aceh Timur, melihat betapa semangatnya para guru disini untuk menggali pengetahuan terkini untuk dapat terus membangun manusia-manusia Aceh yang kompeten, sampai jumpa besok pagi 

selanjutnya......(Perjalanan Penuju Tsunami 3)

   

Minggu, 29 Juli 2012

Simulasi Pelatihan Uji Kompetensi Guru UKG




File ini mungkin berguna untuk teman-teman, Silakan cek, download dan Jalankan (file format flash)

Jumat, 27 Juli 2012

Hasil UKG 2012

Hasil UKG 

 


PULAU SUMATERA

1     Hasil UKG Provinsi Nanggro Aceh Darussalam   view
2     Hasil UKG Provinsi Sumatera Utara  view
3     Hasil UKG Provinsi Sumatera Barat  view
4     Hasil UKG Provinsi Riau  view
5     Hasil UKG Provinsi Kepulauan Riau  view
6     Hasil UKG Provinsi Jambi   view
7     Hasil UKG Provinsi Sumatera Selatan  view
8     Hasil UKG Provinsi Bangka Belitung  view
9     Hasil UKG Provinsi Bengkulu  view
10   Hasil UKG Provinsi Lampung   view

PULAU JAWA

11     Hasil UKG Provinsi DKI Jakarta  view
12     Hasil UKG Provinsi Jawa Barat  view
13     Hasil UKG Provinsi Banten  view
14     Hasil UKG Provinsi Jawa Tengah  view
15     Hasil UKG Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta  view
16     Hasil UKG Provinsi Jawa Timur  view

PULAU NUSA TENGGARA DAN BALI

17     Hasil UKG Provinsi Bali   view
18     Hasil UKG Provinsi Nusa Tenggara Barat  view
19     Hasil UKG Provinsi Nusa Tenggara Timur  view

PULAU KALIMANTAN

20     Hasil UKG Provinsi Kalimantan Barat  view
21     Hasil UKG Provinsi Kalimantan Tengah  view
22     Hasil UKG Provinsi Kalimantan Selatan  view
23     Hasil UKG Provinsi Kalimantan Timur  view

PULAU SULAWESI

24     Hasil UKG Provinsi Sulawesi Utara  view
25     Hasil UKG Provinsi Sulawesi Barat  view
26     Hasil UKG Provinsi Sulawesi Tengah  view
27     Hasil UKG Provinsi Sulawesi Tenggara  view
28     Hasil UKG Provinsi Sulawesi Selatan  view
29     Hasil UKG Provinsi Gorontalo  view

KEPULAUAN MALUKU DAN PAPUA

30     Hasil UKG Provinsi Maluku  view
31     Hasil UKG Provinsi Maluku Utara  view
32     Hasil UKG Provinsi Papua Barat  view
33     Hasil UKG Provinsi Papua  view

Kamis, 26 Juli 2012

Contoh Soal UKG

contoh soal ukg
Silakan Download dan Pelajari disini


Kisi Uka Bahasa Indonesia  Download
Kisi Uka Fisika1                   Download
                Fisika                    Download

Kisi Kimia                            Download
Kisi Matematika                   Download
Kisi Geografi                        Download & Download

Selasa, 24 Juli 2012

Guru dan Tahi Sapi

Judul di atas tak bermaksud membandingkan apalagi bermakna menyamakan, ini hanya sekedar satu dari ribuan kisah perjuangan seorang guru. walau  kedua subyek tersebut nantinya akan berhubungan hanya sebatas hubungan dramatisir keadaan.

Guru adalah juga seseorang yang secara sosial terangkat derajatnya. guru apapun kalau namanya guru pastilah punya kelebihan dibandingkan anak muridnya. kenyataanya secara material tersisih dari yang pekerjaan lain. dan rupanya di negeri ini sudah tercipta pandangan kalau menjadi guru hidupnya harus pas-pasan, kalaupun ada guru yang lumayan secara ekonomi maka pandangan masyarakat sudah beda, sepertinya mereka hendak mengatakan 'pastilah ngajarnya tidak tertib, kok bisa kerja sampingan lain'.

Seperti fenomena belakangan ini, guru dapat gaji tambahan dari sertifikasi guru, lalu guru bingung menggunakan untuk apa,akhirnya membeli mobil adakah keputusan rata-rata yang diambil. fenomena ini dipandang masyarakat seperti sebuah anomali dari kelakuan guru seharusnya, mungkin menurutn mereka guru ya...harus hidup seadanya, makin seadanya seperti menunjukkan semakin tingginya keikhlasan  guru dalam mengajar.

Kembali kecerita seperti judulnya. Pagi-pagi dengan semangat pertanggung jawaban sebagai panitia ujian nasional kami berangkat menuju pengambilan soal. Sesuai ketentuan soal un memang sangat rahasia sehingga proses sampai ke sekolah harus mengikuti prosedur yang berlaku. Kami menuju kantor polisi terdekat jaraknya tidak terlalu jauh dari sekolahan, untuk lebih cepat kami memakai sepeda motor berboncengan, di tengah jalan sepeda motor kami persis berada di belakang mobil pickup terbuka yang membawa hewan ternak sapi.

kalkulasi teman saya jika posisi kami tetap di belakang maka kemungkinan terlambat datang dapat dipastikan, berlagak seperti layaknya pembalap dengan posisi badan agak membungkuk teman saya siap-siap untuk mendahului mobil pickup bak terbuka tersebut. Rupanya sebelum sempat niat dilaksanakan, sapi-sapi di bak mobil pickup terbuka buang kotoran sambil mengibas-ngibaskan kakinya ke luar, jadilah kotoran yang masih hangat dengan leluasa beterbangan keluar.

Hujan kotoran sapi tidak bisa dihindari, jadilah kotoran sapi yang masih hangat jadi sarapan pagi, ditambah pagi tadi belum sarapan, bau dari kotoran seperti masuk sempurna kedalam hidung ditengah perut yang keroncongan.

Mau balik kerumah ganti pakaian yang belepotan tidak mungkin soal un sudah di tunggu, akhirnya dengan bau yang masih semerbak soal berhasil diambil dan sampai tujuan dengan tepat, walaupun semua panitia yang menerima soal terpaksa menahan tawa dan menahan nafas.

Sampai sekarang teman saya berkesimpulan bahwa kejadian ini bagian dari sabotase un terencana dengan melibatkan para pihak lintas makhluk hidup, kecurigaan adalah ada seseorang yang membisik sapi supaya  sengaja membuang kotorannya di jalan, hehehe ada-ada saja.

Perjalanan Menuju Tsunami I

Masjid Jami Banda Aceh
Judul di atas 100% adalah judul yang mustahil, bagaimana mungkin menuju tsunami (dalam arti kata "tsunami" adalah bencana alam) siapa sih..yang mau ke bencana...yang benar aja, tetapi akan bermakna benar kalau tsunami dimaksud nama tempat atau nama daerah tertentu.

Saya tidak seratus persen membohongi anda dalam tulisan ini, perjalanan yang akan saya ceritakan ini masih ada hubungannya dengan tsunami (arti sbg bencana) juga masih berhubungan dengan tempat yang mengalami dampak terhebat dari tsunami di abad ini yang terjadi diakhir tahun 2004, tepatnya Nangroe Aceh Darussalam.

Kebetulan perjalanan ini terlebih dimulai dari Medan setelah menempuh perjalanan udara dari Jakarta, sesuai dengan petunjuk teman saya yang mengundang perjalanan berikutnya dilanjutkan dengan bus menuju kota Peureulak di Aceh Timur, rute perjalanan ini ditempuh dengan alasan letak daerah yang akan saya kunjungi lebih dekat dengan Medan dibandingkan dari Banda Aceh.

Sekuat hati untuk bisa bersikap tenang tetapi masih ada juga gentar dihati untuk terus melanjutkan perjalanan. Surat kabar harian yang terbit di kota-kota berbatasan langsung dengan Aceh menjadikan kerusuhan menjelang PILKADA ACEH sebagai headline, berita pembakaran mobil, penembak gelap baru saja terjadi beberapa hari yang lalu menjadi gambaran real seperti apa perjalanan ini nantinya.

Secara administratif  Peureulak adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Aceh Timur, Nanggröe Aceh Darussalam, Indonesia. Daerah ini adalah diperkirakan dahulu merupakan daerah pusat Kesultanan Perlak, salah satu kerajaan Islam tertua di Indonesia. dari kota Medan menuju Peureulak ditempuh dengan lama perjalanan kurang lebih 4 jam dan dengan tarif berkisar Rp 50.000,-. ada banyak bus yang melayani rute ini diantaranya bus Kurnia, Anugerah, Pusaka, PMTOH dan Pelangi. Bus-bus sebenarnya melayani Medan menuju Aceh.

Setelah turun dari pesawat di bandara Polonia Medan saya mendapatkan beberapa teman untuk bersama-sama menuju pangkalan bus terdekat, karena kami tidak menuju terminal, tetapi langsung menuju pangkalan bus masing-masing perusahaan penyedia jas bus. Bus dijadwalkan berangkat jam 09.00 ada sedikit waktu untuk sarapan pagi dan berbincang dengan teman kenalan baru.

Semenjak di jakarta saya sudah bersumpah untuk tidak minum kopi sebelum menyeduh kopi tarik aceh, rupanya bau segar kopi diwarung samping pangkalan bus pelangi tidak dapat saya tahan, secangkir kopi segera datang setelah dipesan. Kopi Medan panas, kapan lagi bisa ngopi di Medan...pagi ini terasa bermakna tapi sayang kondektur bus daari tadi sudah memanggil melalui corong spekear yang bunyi seperti menjerit.

Sepanjang perjalanan musik Malaysia lawas akrap terdengar, seperti IKLIM, SALEEM, Amy Search, Exist, mendayu-dayu mengantarkan ingatan kita ke tahun 90 an, ketika Indonesia dibanjiri lagu-lagu dari artis Malaysia. namun secara tiba-tiba setelah memassuki wilayah aceh lagu-lagu malaysia serta mmert dihentikaan digantikan dengan lagu-lagu berbahasa Aceh, sayangnya perbendaharaan kata bahas aceh yang saya miliki hanya satu dua kata, berusaha mengerti apa yang dinyayikan adalah hal yang mustahil.

Tetapi sekilas dari irama musik yang dimainkan dan tekanan-tekanan syair secara gamplang kita bisa menebak bahwa lagu ini adalah menceritakan perjuangan rakyat aceh, dari kisah kerajaan Aceh yang termasyur jaman hingga semangat kemerdekaan yang saat ini masih ada.

Teman disampingku dari turun pesawat sudah gundah gulana, keinginannya untuk sampai ke tanah kelahirannya sudah tak tertahankan, bukan tanpa alasan. kepergiannya merantau dan tidak memutuskan pulang kampung pada hari lebaran lalu ternyata membuat penyesalan seumur hidupnya. Maksud hati ingin sekaligus memperkenalkan istri dan cucu kepada ibundanya untuk pertamakalinya ternyata tak tersampaikan, ibunya yang selama ini menjadi tujuan kebahagiannya telah berpulang kerahmattullah beberapa hari yang lalu. 

Di Langsa kami berpisah, Peureulak masih lama, ingin menggali informasi tentang daerah-daerah yang saya lewati saya mencoba berkomunikasi dengan sesama penumpang bus, dan inilah keadaanya. respon mereka terhadap pendatang sangat dingin, walau beberapa kali mencoba menghangatkan suasana tetap mereka lebbih asik berbica dengan bahasa daerahnya sendiri.

Penomena sosial ini sangat membuat penasaran, biasanya diamana saja terutama di pulau Jawa mereka sangat merespon pembicaraan. apalagi saat berkenalan bahwa saya dari Kalimantan dengan semangat mereka berusaha tahu tentang kalimantan minimal mereka mengingat-ingat sanak saudaranya yang ada di Kalimantan, tetapi berbeda dengan di sini, sepertinya mereka sangat tertutup, mungkin trauma psikologis akibat gejolak selama ini.

Peureulak mulai nampak, ini terlihat dari alamat-alamat beberapa kantor yang tertulis di papan nama, saya putuskan singgah di depan Markas Brimod Peureulak dari sini rumah teman saya tidak beberapa jauh, ternyata teman saya memutuskan menyembut saya  dengan sepeda motor.

Sekalai lagi saya berharap dapat mencicipi kopi tarik khas aceh, ternyata pesanan pertama adalah telor ayam kampung setengah matang, untuk mengembalikan stamina kata teman saya, besok sudah harus hadir pukul 8 pagi dipertemuan. (lanjut ke Perjalanan Menuju Tsunami 2)

Selasa, 17 Juli 2012

Pertanyaan-pertanyaan Lucu Tentang Geografi

Mengajar pelajaran geografi (IPS) sering kali menyenangkan, apalagi berhadapan dengan siswa-siswi yang kreatif, pertanyaan yang mereka ajukan kadang membuat kita ingin tertawa, terutama pada tingkatan SD dan SMP. sebagai guru yang baik selayaknya kita menyampaikan jawaban yang sekiranya sesuai dengan logika mereka, berikut beberapa pertanyaan yang pernah di ajuakan oleh beberapa siswa kreatif :

  1. Bagaimana kalau Bumi di bor sampai dalam apakah menembus kesebelah, misalnya di bor di Indonesia apakah tembus ke benua Amerika? Logika berpikir sederhana yang masuk akal  dari anak-anak, saya pikir orang-orang jaman dulu juga pernah mengalami pikiran seperti ini sebelum ilmu tentang lapisan-lapisan bumi diketahui, tetapi pertanyaan ini membuat kita mempunyai kesempatan untuk mempaparkan lapisan-lapisan penyusun bumi harus diterangkan dengan jelas

  2.  Apakah menjemur pakaian diatas gunung akan lebih cepat kering? Gunung lebih dekat dengan matahari jadi lelih panas. ketika ditanyakan pernahkah kalian ke pegunungan? lalu bagaimana suhu udara disana, murid-murid serempak menyawab " lebih dingin bu..." nah lho...gimana? semua bingung!!!, tentunya jawabannya berhubungan dengan Amplitudo, tekanan Atmosfer, temperatur dll, nah....masalahnya bagaimana mengalihbahasakannya ke siswa-siswi yang usianya masih SD? ada yang punya pengalaman? tolong share disini.

  3. Mengapa Bumi berputar dan bisakah suatu saat bumi akan berhenti berputar?. Hayo...ada yang bisa jawab langsung nggak...saya yakin anda langsung menjawab dengan benar, jurus pertama anda pasti mengeluarkan beberapa teori-teori pembentukkan alam semessta sampai teori pembuktian efek coriolis dan dll. dan jawaban sesuai dengan logika anak-anak kira-kira apa, silakan cari sendiri dan share disini.

  4.  Bisakah Matahari, Bumi dan Bulan bertabrakan?

  5. Dimana akhir angin berhembus?

  6. Mengapa langit berwarna biru dan kadang merah waktu petang hari?

  7. Kenapa tidak setiap malam bulan selalu ada? 

  8. dll

Banyak lagi pertanyaan-pertanyaan anak-anak menyikapi alam sekitarnya, kadang orang tua dirumah tidak punya bekal menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, dan tidak ada tempat lain lagi selain sekolah tempat bertanya. sebagai guru sepantasnyalah tetap mengupdate pengetahuan seiring perkembangan derasnya arus informasi dan komunikasi, murid dengan mudah mendapatkan ide untuk bertanya dari dia mengakses pengetahuan di internet, dan media lainnya.


Sabtu, 14 Juli 2012

Melihat Jakarta dari kost

Kota Jakarta selalu mengisi layar  televisi, kalau tidak berita, sinetron atau acara lainnya. Seakan belum menjadi orang Indonesia kalau tidak tahu Jakarta.

Saking seringnya dibombardir tentang jakarta imajinasi kitapun terbentuk bahwa jakarta adalah kota yang wah...seakan takut untuk mendekat, yang kita berani hanya mengambil gaya berpakaian atau bahasa gaulnya saja (minimal nulis status di fb) biar agak mirip orang jakarta, biar juga dipandang wah...

Ke kota Jakarta untuk mengunjungi bisa dikatakan misi yang mustahil, diperlukan anggaran yang tidak sedikit untuk orang seperti kami ini yang berada daerah timur Indonesia, tetapi untuk para PNS kadang misi ini tidak jadi mustahil, ketika beruntung dikirim untuk mewakili kantor mengikuti pelatihan atau penataran.

Momen ini sangatlah ditunggu, kesempatan melihat ibukota negeri inipun bisa tersampaikan ditambah uang saku hasil pelatihan/penataran, terasa sangat istimewa mimpi belanja barang-barang bagus terwujudkan.

Cara kedua untuk bisa sampai ke Jakarta adalah melanjutkan studi pendidikan, ini adalah alasan terkuat, biasanya mendapatkan beasiswa kuliah dari kantor. Nah...kalau yang kedua ini bisa sampai puas di jakarta dan harus hidup bertahun-tahun di Jakarta.

Hidup sebagai orang Jakarta dimulai, jangan kaget hari-hari pertama dimulai dengan bahagia, anda disuguhi berbagai hal yang baru yang membuat anda tercengang selanjutnya tabungan andapun terkuras pelan dan pasti. Berikut ini adalah beberapa hal yang membuat keuangan anda porak-poranda hidup di jakarta

  1. Biaya kost, jangan kaget sewa kamar kost yang di isi lemari, tempat tidur dan satu meja belajar yang saling berhimpitan bisa sama dengan kita sewa satu rumah besar di kampung.
  2. Upgrade penampilan, ini adalah godaan terbesar. Dengan banyaknya pusat perbelanjaan dan mall yang menyajikan jutaan koleksi pakaian hanya sedikit orang yang mampu menghindarinya, ditambah penampilan awal kita yang dari kampung penuh kesederhanaan (bersinonim  dgn kampungan) menjadi tidak percaya diri dan evolusi penampilanpun dimulai, pelan tapi pasti dari model rambut sampai sepatu.
  3. Wisata, namanya di negeri orang dan tak tentu bisa berkunjung lagi, kesempatan waktu digunakan untuk mengunjungi tempat rekreasi terbaik, dan Jakarta menawarkan banyak tempat-tempat seperi ini. Tidak hanya sekali bahkan dua tiga kali mengunjungi tempat yang sama untuk memuaskan diri.
  4. Pameran, barang-barang yang ditawarkan memang dengan harga miring apalagi dibandingkan dengan di kampung yang sudah melewati beberapa tangan distribusi, hasrat ingin membeli kadang sudah mengalahkan logika pertimbangan keuangan.
  5. Menikmati hiburan, Jakarta sebagian kotanya memang didesain untuk hiburan, bersentuhan dengan hiburan memang tiada putusnya. Bahkan anda bisa menikmatinya tiap malam dengan penampilan  artis-artis idola jika mampu secara fisik dan keuangan.
Jakarta sangatlah kejam dengan topeng wajah kenikmatan.

Hubungan Antara Sarjana Dengan Mie Instan

Mie Instan Ala Mahasiswa
Seorang teman saya secara rutin mendonorkan darahnya, hal ini dilakukan setidaknya 3 bulan sekali, dengan alasan katanya badan terasa enak dan lebih fit setelahnya.

Sama seperti hari ini dengan semangat dia menuju kantor PMI terdekat, darah dicek sebelum di transfer. Betapa mengejutkan ternyata kandungan darahnya terlalu kental dan tidak memenuhi syarat untuk menjadi donor darah saat ini.

Merasa bingung karena tidak biasanya keadaannya begini dan juga takut jangan-jangan menginap penyakit tertentu, dia bertanya pada petugas yang jaga. Diterangkan bahwa penyebab kekentalan darahnya adalah kurang minum air putih, dan yang lebih lucu lagi adalah tepatnya tebakan petugas tersebut ketika berucap dengan ringan "masnya...mahasiswaya...pasti banyak makan Indomie..dikurangi dulu ya..makan indomienya". Langsung teman saya ngakak tertawa menanggapi fakta kebenaran yang terungkap.

Rupanya fakta kebenaran tersebut tersebut berlaku umum. Kalau dalam bahasa penelitian fakta tersebut dapat digeneralisasi, artinya kebanyakan mahasiswa mengkomsumsi mie instan untuk.kelangsungan hidupnya.

Pola makan seperti bukannya tanpa alasan, lebih pada kemudahan dan kepraktisan dalam penyajiannya sehingga menu ini sangat lazim dan terfavorit di kalangan mahasiswa.

Pola makan mahasiswa ini jeli ditangkap oleh para pedagang dianggap sebagai peluang bisnis yang menjanjikan, alhasil banyak sekali warung angkringan yang menyediakan menu sederhana ini, biar menarik dan nikmat biasanya ditambah dengan sayuran seperi sawi dan telur rebus. Harga sesederhana menunya. Untuk yang uang dikantongi pas-passan, ini adalah menu alternatif terbaik.

Barangkali seandainya tidak ada mie instan, tersendat-sendat negeri ini melahirkan sarjana-sarjananya, sehingga wajarlah pada lembar ucapnya terimakasih di karya tulis akhir skripsi/tesis diselipkan ucapan terimakasih kepada perusahaan mie instan, sebagai pihak yang telah ikut serta menyelamatkan pada calon sarjana dari bahaya kelaparan.

Ngomong-ngomong tentang teman saya tadi, dia telah berhasil pendonor darahnya dan kini hidup normal lagi dengan stok satu dus setengah mie instan untuk satu bulan kedepan.heheheheheh...