Senin, 26 November 2012

Meniti Jalan (cerber bag 3)

Bisa menyelesaian sekolah di SMP terbuka ini bagiku adalah harta yang tak ternilai, pertama karena hanya aku satu-satunya penduduk desa Bariang ini yang sekolah walau hanya setingkat SMP, teman-teman lainnya bertahan sampai bisa membaca dan berhitung dan kadang itupun ditebus  dengan waktu yang hampir dua kali lipat anak-anak kota, hanya generasi kami pula yang dapat bersentuhan dengan ilmu pengetahuan, sebelumnya hidup penduduk mengandalkan pengetahuan-pengetahuan warisan nenek moyang.

Bukan tanpa sebab ini terjadi, kondisi geogafis disisi utara pegunungan meratus ini sangat jauh dari pusat pemerintahan kecamatan dan kabupaten, letak desa kami yang terasing dengan desa-desa lainnya memerlukan biaya membangunan yang lebih untuk dapat mendirikan sarana publik disini. kebutuhan listrik sekedar menyalakan televisipun hanya beberapa tahun belakangan ini terpenuhi dan terbatas hanya pada malam hari, sebelum matahari terbit sempurna listrik duluan padam.

Yang kedua mengapa mendapat kesempatan sekolah ini menjadi harta yang tak ternilai, karena memang aku tak punya harta apa-apa lagi, kehidupan keluarga yang berpola pikir seperti rata-rata oraang sekampung menjadikan ekonomi tak beranjak dari tidak berkecukupan, melimpah ruah kekayaan alam di desa kami rupanya tak membuat kami penduduk kampung juga hidup cukup.

Tajam busur globalisasi ternyata juga menusuk peradapan desa, kehidupan desa yang dulu damai menurut pendapat kami ternyata terkoyak cepat, masuknya teknologi-teknologi baru membuat anak-anak muda menjiblak sempurna apa yang mereka lihat di televisi sekarang. 

Jika dulu kebanggaan adalah memiliki ternak yang banyak sekarang kebanggaan adalah memiliki motor terbaru, kadang untuk memiliki motor orang tua harus menjual tanah kebun mereka pada tengkulak kota dengan harga permeter hampir sama dengan tikar plastik buatan cita.

Ketidakmampuan untuk bisa seperti teman-temanlah yang membuat aku mampu bertahan di sekolah ini, bagiku ijazah yang akan kudapatkan nanti adalah kunci pertama untuk membuka pintu cita-cita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar