Sabtu, 14 Juli 2012

Hubungan Antara Sarjana Dengan Mie Instan

Mie Instan Ala Mahasiswa
Seorang teman saya secara rutin mendonorkan darahnya, hal ini dilakukan setidaknya 3 bulan sekali, dengan alasan katanya badan terasa enak dan lebih fit setelahnya.

Sama seperti hari ini dengan semangat dia menuju kantor PMI terdekat, darah dicek sebelum di transfer. Betapa mengejutkan ternyata kandungan darahnya terlalu kental dan tidak memenuhi syarat untuk menjadi donor darah saat ini.

Merasa bingung karena tidak biasanya keadaannya begini dan juga takut jangan-jangan menginap penyakit tertentu, dia bertanya pada petugas yang jaga. Diterangkan bahwa penyebab kekentalan darahnya adalah kurang minum air putih, dan yang lebih lucu lagi adalah tepatnya tebakan petugas tersebut ketika berucap dengan ringan "masnya...mahasiswaya...pasti banyak makan Indomie..dikurangi dulu ya..makan indomienya". Langsung teman saya ngakak tertawa menanggapi fakta kebenaran yang terungkap.

Rupanya fakta kebenaran tersebut tersebut berlaku umum. Kalau dalam bahasa penelitian fakta tersebut dapat digeneralisasi, artinya kebanyakan mahasiswa mengkomsumsi mie instan untuk.kelangsungan hidupnya.

Pola makan seperti bukannya tanpa alasan, lebih pada kemudahan dan kepraktisan dalam penyajiannya sehingga menu ini sangat lazim dan terfavorit di kalangan mahasiswa.

Pola makan mahasiswa ini jeli ditangkap oleh para pedagang dianggap sebagai peluang bisnis yang menjanjikan, alhasil banyak sekali warung angkringan yang menyediakan menu sederhana ini, biar menarik dan nikmat biasanya ditambah dengan sayuran seperi sawi dan telur rebus. Harga sesederhana menunya. Untuk yang uang dikantongi pas-passan, ini adalah menu alternatif terbaik.

Barangkali seandainya tidak ada mie instan, tersendat-sendat negeri ini melahirkan sarjana-sarjananya, sehingga wajarlah pada lembar ucapnya terimakasih di karya tulis akhir skripsi/tesis diselipkan ucapan terimakasih kepada perusahaan mie instan, sebagai pihak yang telah ikut serta menyelamatkan pada calon sarjana dari bahaya kelaparan.

Ngomong-ngomong tentang teman saya tadi, dia telah berhasil pendonor darahnya dan kini hidup normal lagi dengan stok satu dus setengah mie instan untuk satu bulan kedepan.heheheheheh...
 

2 komentar:

  1. Indomie memang top, bikin darah jadi kental dan dompet tetap tebal

    BalasHapus
  2. nasib mahasiswa ada ditangan pengusaha indomie kalau gitu,jadi perlu ada penelitian tentang pengaruh indomie terhadap prestasi dan tingkat kesehatan mahasiswa. pasti hubungannya negatif.

    BalasHapus