Minggu, 25 November 2012

Kembali Ke Sekolah Dasar


Guru punya banyak model pendekatan dalam pembelajaran di kelas, pada tingkatan SD dasar tentu lebih banyak dengan pendekatan menyayangi dan memberikan contoh nyata, agar para siswa tau betul, memahami dan tak kalah penting para siswa yakin hal tersebut dapat dilakukan.

Pada jenjang SMP dan SMA akan berbeda lagi pendekatan yang dilakukan. pada jenjang ini resiko dan tanggung jawab atas tindakan mereka perlu mereka ketahui. Misalnya ketika siswa tidak hadir kesekolah, atau melanggar peraturan sekolah.

Mempercayai mereka mampu mempertanggung jawabkan dan tahu resiko yang akan mereka dapatkan ketika mereka melakukan sesuatu adalah tindakan berguna untuk membangun percaya diri dan memelihara kepekaan mereka tentang tanggung jawab diri.

Bagaimana dengan tingkatan mahasiswa, tentunya pendekatan dalam belajarnya tambah beda lagi,tidak lagi perlu disuruh mahasiswa tahu sendiri kebutuhannya. jika informasi dianggap kurang dari. dosen, perpustakaan dan informasi online jadi pelengkap.

Pasca sarjana, ini sudah tingkatan yang tidak hanya tahu bagaimana kebutuhannya tapi juga sudah tahu bagaimana ilmu yang ada dikembangkan. Lalu jika pendekatan pengajaran  tingkat sekolah dasar diberlakukan ke pasca sarjana apa yang terjadi?? tentunya jadi menggelikan, berikut beberapa hal yang menggelikan tsb 

Satu-persatu mahasiswa pasca dihitung dalam kelas, agar tahu siapa yang absensi, hehehe. bagaimana kalu alasannya kelas membosankan dan mencari informasi di luar kelas lebih bermanfaat. Rupanya lebih penting kehadiran dari pada informasi, padahal kehadiran hanya menyumbang 20%.  sebenarnya masalahnya tidaklah masalah kehadiran, tapi mahasiswa paska masih dicurigai seperti anak sd aja.

Bertanya pada dosen, dosen balik tanya, "kamu ngerti nggak yang kamu tanyakan". waduh...bu dosen. ini S2. emang anak SMP yang kalau tanya, pertanyaannya minta dibikin kan teman disamping.

Yang lebih parah lagi, kalau menjawab soal formatnya harus sesuai dengan format yang dibikin dosen, alinea pertama harus arti kata dulu secara etimologi seperti dari kamus, alinea kedua sumber dari media massa. ....alinea ketiga begini....begitu.....akhirnya satu kelas hasilnya sama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar