Nangroe Aceh Darussalam memang di karunia Tuhan dengan keadaan geografis yang menakjubkan, tidak salah dalam sejarahnya Nusantara, Aceh merupakan wilayah kesultanan yang kuat, tidak mampu para penjajahan untuk menguasai wilayah ini secara menyeluruh. perpaduan antara sumber daya alam yang tinggi dengan tata kelolan pemerintahan yang maju saat itu menjadikan aceh sebagai salah satu pusat perekonomian dunia, hal ini jualah mengapa wilayah kesultanan Aceh menjadi hal yang penting bagi kolonilisasi.
Langkah saya dalam perjalan ini sudah sampai di kota Peureulak di Aceh Timur perjalanan ini terasa biasa jika hanya sekedar memenuhi undangan sebagai pemateri pada pelatihan TIK untuk guru-guru SMA Unggul Aceh Timur, tetapi menjadi luar biasa ketika saya pribadi dari Kalimantan yang berbeda Pulau bertemu untuk pertama kali ke wilayah Aceh, bagi kami penduduk Kalimantan khususnya Kalimantan Selatan, Aceh bukanlah kota yang asing walau secara wilayah terpaut jarak yang jauh, tetapi secara psikologis sosial kami seakan punya ikatan, tak lain ini dikarenakan banyak ulama-ulama yang belajar mendalami ilmu agama islam belajar di Aceh atau sebaliknya banyak ulama--ulama yang mengajar di pondok pesantren berasal dari aceh.
Ikatan emosional dengan warga Aceh semakin lengkap ketika melihat penderitaan warga Aceh selama masa pergolakan, keinginan untuk menolong saudara-saudara di Aceh semakin kuat dan mengental ketika terjadi stunami yang maha dasyat beberapa waktu lalu.
Kota Peureulak di Aceh Timur tak berbeda rupanya dengan beberapa kota di Kalimantan Selatan, tapi yang mengesankan terlihat jelas denyut perekonomian yang semakin berkembang. ini menjadi luar biasa karena bagaimana mungkin dengan gejolak politik yang begitu dahsyat Aceh masih bisa bertahan dan terus berkembang walau perlahan. dan kesamaan yang paling jelas dengan beberapa kota di Kalimantan Selatan adalah pembangunan sarana umum yang masih banyak diabaikan oleh pemerintah pusat.
Kopi tarik Aceh sudah terhidang di meja saya, kata teman ini masih versi peureulak belum kopi tarik aceh sesungguhnya, bagi anda yang terbiasa angkringan di kota Yogja pastilah anda akan terkejut setelah mencicipi kopi ini, perbedaan mendasar adalah tawaran rasa terakhir ketika kopi berada dimulut anda, sedikit asam tapi lebih lembut mungkin kopi dari Indocafe Original Blend menyerupai rasa kopi ini. ada sensasi tersendiri mungkin karena suasana Aceh yang kental. tentu sensasi ini didak dapat ditemui di Starbuck sekalipun.
Malam pertama di kota Peureulak saya dijanjikan wisata kuliner khas kota ini oleh teman saya, jadilah makan malam kami menyelusuri rumah makan sekita kota ini, sebelumnya singgah shalat isya di mesjid terdekat, pengetahuan saya tidak terlalu bgaus di bidang agama tetapi ada perasaan enak ketika shalat di Mesjid kota ini, mungkin kesamaan ayat-ayat atau amalan-amalan dengan kampung saya sehingga saya merasa seperti shalat di mesjid tempat kelahhiran saya Kalimantan Selatan.
Rupanya menu dengan bahan dasar kambing adalah pilihan makan malam hari ini, tidak lain "sate kambing". Bagi penikmat sate kambing anda perlu datang ke Aceh untuk benar-benar merasakan sate kambing sesunggunya. dengan bumbu sederhana seperti sate di wilayah Indonesia lainnya, berbedaanya adalah pada daging kambing yang dibakar benar-benar renyah, gurih dan tentunya enak waktu dikunyah, lima belas tusuk sate kambing tak terasa sudah pindah kedalam perut yang tersisa adalah separo nasi putih yang lupa saya makan karena keasikan dengan satenya.
Besok pagi-pagi kami sudah harus menuju lokasi pelatihan di SMA Unggul Aceh Timur, melihat betapa semangatnya para guru disini untuk menggali pengetahuan terkini untuk dapat terus membangun manusia-manusia Aceh yang kompeten, sampai jumpa besok pagi
selanjutnya......(Perjalanan Penuju Tsunami 3)
selanjutnya......(Perjalanan Penuju Tsunami 3)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar