Selasa, 22 Oktober 2024

Refleksi Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai: Perjalanan Seorang Kepala Sekolah dalam Program Guru Penggerak

Sebagai seorang kepala sekolah di SMPN 3 Kandangan yang sedang mengikuti Program Guru Penggerak, modul tentang pengambilan keputusan berbasis nilai telah memberikan pencerahan yang luar biasa. Modul ini membuka mata saya terhadap kompleksitas dan dampak dari setiap keputusan yang saya ambil, terutama ketika dihadapkan pada dilema etika.

Filosofi Ki Hajar Dewantara sebagai Pondasi

Ajaran Ki Hajar Dewantara, khususnya Pratap Triloka, menjadi kompas dalam proses pengambilan keputusan saya.

  • Ing Ngarsa Sung Tuladha: Menekankan pentingnya menjadi teladan bagi guru dan murid. Setiap keputusan yang saya ambil harus mencerminkan nilai-nilai integritas, keadilan, dan empati.
  • Ing Madya Mangun Karsa: Mengingatkan saya untuk menjadi motivator dan membangun kolaborasi dengan guru dan murid. Melibatkan mereka dalam proses pengambilan keputusan, mendengarkan aspirasi mereka, dan menghargai perbedaan pendapat menjadi sangat penting.
  • Tut Wuri Handayani: Menuntun saya untuk memberikan kebebasan dan dukungan bagi guru dan murid untuk berkembang sesuai kodratnya. Ini berarti memberikan ruang bagi mereka untuk berpartisipasi aktif dan mengambil inisiatif dalam proses pembelajaran.

Nilai-nilai Pribadi sebagai Panduan

Nilai-nilai pribadi yang tertanam dalam diri saya, seperti integritas,


keadilan, dan rasa empati, menjadi fondasi dalam setiap keputusan yang saya ambil. Ketika dihadapkan pada dilema etika, nilai-nilai inilah yang membimbing saya untuk memilih jalan yang tepat, meskipun penuh tantangan.

Coaching: Refleksi dan Evaluasi

Sesi coaching dengan fasilitator membantu saya untuk merefleksikan dan mengevaluasi keputusan yang telah saya ambil. Melalui pertanyaan-pertanyaan reflektif, saya didorong untuk menguji efektivitas keputusan tersebut, mengidentifikasi potensi masalah, dan mencari alternatif solusi. Proses ini mengasah kemampuan saya dalam menganalisis situasi, mempertimbangkan berbagai perspektif, dan mengambil keputusan yang tepat.

Aspek Sosial Emosional dan Dilema Etika

Saya menyadari bahwa kemampuan dalam mengelola dan


menyadari aspek sosial emosional sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan. Emosi yang tidak terkendali dapat menghalangi objektivitas dan mengarah pada keputusan yang kurang tepat. Oleh karena itu, saya berusaha untuk tetap tenang, jernih, dan empatik dalam mengambil keputusan, terutama ketika menghadapi dilema etika.

Studi Kasus: Menjembatani Teori dan Praktik

Pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau dilema etika membantu saya menjembatani teori dengan praktik. Saya belajar bagaimana menerapkan nilai-nilai kebajikan dalam situasi yang nyata dan kompleks di lingkungan sekolah.

Dampak Pengambilan Keputusan terhadap Lingkungan Sekolah

Saya memahami bahwa keputusan yang tepat akan menciptakan lingkungan sekolah yang positif, kondusif, aman, dan nyaman bagi semua warga sekolah. Lingkungan yang mendukung akan meningkatkan motivasi belajar murid, kinerja guru, dan kolaborasi antara semua stakeholder.

Tantangan dan Perubahan Paradigma

Salah satu tantangan terbesar saya adalah mengubah paradigma lama yang cenderung kaku dan hierarkis menjadi lebih fleksibel dan partisipatif. Hal ini membutuhkan komitmen dan kerjasama dari semua warga sekolah. Saya percaya bahwa dengan komunikasi yang terbuka, saling percaya, dan kolaborasi yang baik, kita dapat menciptakan budaya sekolah yang lebih positif dan memberdayakan.

Pengambilan Keputusan dan Pembelajaran yang Memerdekakan


Sebagai seorang kepala sekolah, saya berkomitmen untuk menciptakan pembelajaran yang memerdekakan. Ini berarti memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka, mengembangkan potensi diri mereka secara optimal, dan menjadi individu yang merdeka dan bertanggung jawab.

Modul Pengambilan Keputusan: Sebuah Kesimpulan

Modul ini melengkapi modul-modul sebelumnya tentang filosofi pendidikan, nilai-nilai guru penggerak, dan coaching. Saya belajar bagaimana mengintegrasikan semua materi tersebut dalam pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Modul ini telah memberikan saya pemahaman yang lebih dalam tentang pentingnya nilai-nilai pribadi, refleksi, dan aspek sosial emosional dalam pengambilan keputusan.

Semoga refleksi ini bermanfaat bagi para pembaca, khususnya bagi para pendidik dan pemimpin sekolah. Mari kita terus belajar dan mengembangkan diri untuk menjadi pemimpin pembelajaran yang berintegritas, berpihak pada murid, dan mampu menciptakan perubahan positif dalam dunia pendidikan.

Muhammad Ilyas, M.A
CGP Angkatan 11
HSS




Tidak ada komentar:

Posting Komentar